Lima Keutamaan Bulan Muharram
Bulan Muharram termasuk bulan yang istimewa. Banyak dalil yang
menunjukkan bahwa Allah dan rasul-Nya memuliakan bulan Muharram, di
antaranya adalah:
1. Termasuk Empat Bulan Haram (suci)
Allah berfirman,
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي
كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا
أرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ
“Sesungguhnya bilangan
bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di
waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.
Itulah (ketetapan) agama yang lurus..” (QS. At-Taubah: 36)
Keterangan:
a. Yang dimaksud empat bulan haram adalah bulan Dzul Qa’dah, Dzulhijjah, Muharram (tiga bulan ini berurutan), dan Rajab.
b. Disebut bulan haram, karena bulan ini dimuliakan masyarakat Arab,
sejak zaman jahiliyah sampai zaman Islam. Pada bulan-bulan haram tidak
boleh ada peperangan.
c. Az-Zuhri mengatakan,
كان المسلمون يعظمون الأشهر الحرم
“Dulu para sahabat menghormati syahrul hurum” (HR. Abdurrazaq dalam Al-Mushannaf, no.17301).
2. Dari Abu Bakrah radhiallahu‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ
وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ
وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
“Sesungguhnya zaman berputar sebagai mana ketika Allah menciptakan
langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan. Diantaranya ada empat
bulan haram (suci), tiga bulan berurutan: Dzul Qo’dah, Dzulhijjah, dan
Muharram, kemudian bulan Rajab suku Mudhar, antara Jumadi Tsani dan
Sya’ban.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
3. Dinamakan Syahrullah (Bulan Allah)
Dari Abu Hurairah radhiallahu‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم
“Sebaik-baik puasa setelah Ramadlan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim)
Keterangan:
a. Imam An Nawawi mengatakan, “Hadis ini menunjukkan bahwa Muharram
adalah bulan yang paling mulia untuk melaksanakan puasa sunnah.” (Syarah
Shahih Muslim, 8:55)
b. As-Suyuthi mengatakan, Dinamakan syahrullah
–sementara bulan yang lain tidak mendapat gelar ini– karena nama bulan
ini “Al-Muharram” nama nama islami. Berbeda dengan bulan-bulan lainnya.
Nama-nama bulan lainnya sudah ada di zaman jahiliyah. Sementara dulu,
orang jahiliyah menyebut bulan Muharram ini dengan nama Shafar Awwal.
Kemudian ketika Islam datanng, Allah ganti nama bulan ini dengan
Al-Muharram, sehingga nama bulan ini Allah sandarkan kepada dirinya
(Syahrullah). (Syarh Suyuthi ‘Ala shahih Muslim, 3:252)
c. Bulan ini
juga sering dinamakan: Syahrullah Al Asham [arab: شهر الله الأصم ]
(Bulan Allah yang Sunyi). Dinamakan demikian, karena sangat terhormatnya
bulan ini (Lathaif al-Ma’arif, Hal. 34). karena itu, tidak boleh ada
sedikitpun friksi dan konflik di bulan ini.
4. Ada satu hari yang
sangat dimuliakan oleh para umat beragama. Hari itu adalah hari Asyura’.
Orang Yahudi memuliakan hari ini, karena hari Asyura’ adalah hari
kemenangan Musa bersama Bani Israil dari penjajahan Fir’aun dan bala
tentaranya. Dari Ibnu Abbas radhiallahu‘anhuma, beliau menceritakan,
لَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ وَجَدَهُمْ يَصُومُونَ يَوْمًا ، يَعْنِى
عَاشُورَاءَ ، فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ ، وَهْوَ يَوْمٌ نَجَّى
اللَّهُ فِيهِ مُوسَى ، وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ ، فَصَامَ مُوسَى
شُكْرًا لِلَّهِ . فَقَالَ « أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ » .
فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa di
hari Asyura’. Beliau bertanya, “Hari apa ini?” Mereka menjawab, “Hari
yang baik, hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya,
sehingga Musa-pun berpuasa pada hari ini sebagai bentuk syukur kepada
Allah. Akhirnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kami (kaum
muslimin) lebih layak menghormati Musa dari pada kalian.” kemudian Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa dan memerintahkan para sahabat
untuk puasa. (HR. Al Bukhari)
5. Para ulama menyatakan bahwa bulan Muharram adalah adalah bulan yang paling mulia setelah Ramadhan
Hasan Al-Bashri mengatakan,
إن الله افتتح السنة بشهر حرام وختمها بشهر حرام فليس شهر في السنة بعد
شهر رمضان أعظم عند الله من المحرم وكان يسمى شهر الله الأصم من شدة تحريمه
Allah membuka awal tahun dengan bulan haram (Muharram) dan menjadikan
akhir tahun dengan bulan haram (Dzulhijjah). Tidak ada bulan dalam
setahun, setelah bulan Ramadhan, yang lebih mulia di sisi Allah dari
pada bulan Muharram. Dulu bulan ini dinamakan Syahrullah Al-Asham (bulan
Allah yang sunyi), karena sangat mulianya bulan ini. (Lathaiful
Ma’arif, Hal. 34)
Allahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar