MASUK SURGA SETELAH DIKELUARKAN DARI NERAKA
Seorang muslim yang beriman dan pernah mengucapkan ikrar dua kalimat
syahadat dengan mengakui bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad
adalah Rasulullah dipastikan akan masuk surga. Namun apakah mampir dulu
di neraka atau tidak, tidak ada jaminan. Kepastian itu kita dapat bila
kita baca hadits-hadits shahih berikut ini:
Dari Abi Said bahwa
Rasulullah SAW bersabda, "Bila ahli surga telah masuk surga dan ahli
neraka telah masuk neraka, maka Allah SWT akan berkata, "Orang yang di
dalam hatinya ada setitik iman, hendaklah dikeluarkan." Maka mereka pun
keluar dari neraka." (HR Bukhari 6560 dan Muslim 184)
Di dalam hadits lainnya juga disebutkan hal senada:
Dari Anas r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Dikeluarkan dari neraka
orang yang mengucapkan (Laa Ilaaha Illallah) dan di dalam hatinya ada
seberat biji dari kebaikan (iman)." (HR Bukhari 44 dan Muslim 193)
Dan kita juga mendapatkan hadits berikut ini untuk menjelaskan bahwa
memang benar seorang yang pernah mengucapkan Laa Ilaaha Illallah,
akhirnya akan masuk surga juga, meski harus dibakar dahulu di neraka.
Dari Anas ra bahwa Rasulullah SAW bersabda tentang Allah SWT yang
berfirman, "Demi Izzah-Ku, demi Jala-Ku, demi Kesombongan-Ku dan demi
Keagungan-Ku, Aku pasti keluarkan (dari neraka) orang yang mengucapkan
(Laa ilaaha illallah)." (HR Bukhari)
Semua hadits di atas dan
masih banyak lagi hadits di atas memang memberikan jaminan bahwa orang
yang telah pernah mengucapkan syahadatain itu pastilah dikeluarkan dari
neraka dan masuk ke dalam surga. Hanya saja masalahnya, tidak ada
jaminan bahwa sebelum masuk ke surga itu apakah akan mampir ke neraka
dulu atau tidak. Yang kedua, tentu saja yang dimaksud dengan mengucapkan
dua kalimat syahadat itu adalah ikrar yang datang dari lubuk hati,
bukan sedekar asal bunyi tapi tanpa rasa percaya.
Sebab
syahadatain itu membutuhkan konsekuensi dan aplikasi langsung sebagai
bukti bahwa syahadatain itu memang benar, bukan sekedar ucapan penghias
bibir saja. Dan meski ada jaminan masuk surga, tapi yang namanya mampir
dan disiksa di neraka bukan perkara yang bisa disepelekan. Sebab siksa
neraka itu teramat pedih dan waktunya pun tidak terprediksi. Padahal
yang namanya menunggu dipanggil keluar bukan pekerjaan yang
menyenangkan, apalagi sambil menunggu harus menjalani siksaan pisik yang
mematikan. Kalau sudah mati lalu dihidupkan kembali sekedar untuk
disiksa lagi. Dan begitulah penderitaan tiada akhir sampai kapan tiada
yang tahu, kecuali hanya Allah saja. Barulah suatu ketika Allah
memanggilnya keluar dari neraka yang pedih setelah mungkin beberapa
ratus abad untuk ukuran waktu di bumi.
Bayangkan kalau
seseorang harus mampir di neraka selama 100 abad, lamanya ratusan kali
dari usianya di dunia bukan? Bukankah lebih baik usia di dunia ini
digunakan saja untuk menjalankan 100% perintah Allah dan menjauhkan diri
100% dari larangannya? Itu lebih mudah dari pada hidup di dalam neraka
ratusan abad meski akhirnya masuk surga juga. Tapi kebanyakan manusia
jarang-jarang berhitung seperti itu. Kalau-lah yang terngiang di kepala
setiap orang adalah pedihnya api neraka, kami yakin di negeri ini tidak
pernah terjadi korupsi.Yakin sekali...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar