PUASA DAUD ADALAH PUASA SUNNAH PALING ISTIMEWA ===
Puasa Daud adalah melakukan puasa sehari, dan keesokan harinya tidak berpuasa. Semoga bermanfaat.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ أَحَبَّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ وَأَحَبَّ
الصَّلاَةِ إِلَى اللَّهِ صَلاَةُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ كَانَ
يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ وَكَانَ
يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا
“Puasa yang paling disukai
di sisi Allah adalah puasa Daud, dan shalat yang paling disukai Allah
adalah Shalat Nabi Daud. Beliau biasa tidur di pertengahan malam dan
bangun pada sepertiga malam terakhir dan beliau tidur lagi pada
seperenam malam terakhir. Sedangkan beliau biasa berpuasa sehari dan
buka sehari.”[HR. Bukhari dan Muslim no. 1159]
Faedah hadits:
1. Hadits ini menerangkan keutamaan puasa Daud yaitu berpuasa sehari
dan berbuka (tidak berpuasa) keesokan harinya. Inilah puasa yang paling
dicintai di sisi Allah dan tidak ada lagi puasa yang lebih baik dari
itu.
2. Di antara faedah puasa Daud adalah menunaikan hak Allah
dengan melakukan ketaatan kepada-Nya dan menunaikan hak badan yaitu
dengan mengistirahatkannya (dari makan).
3. Ibadah begitu
banyak ragamnya, begitu pula dengan kewajiban yang mesti ditunaikan
seorang hamba begitu banyak. Jika seseorang berpuasa setiap hari tanpa
henti, maka pasti ia akan meninggalkan beberapa kewajiban. Sehingga
dengan menunaikan puasa Daud (sehari berpuasa, sehari tidak), seseorang
akan lebih memperhatikan kewajiban-kewajibannya dan ia dapat meletakkan
sesuatu sesuai dengan porsi yang benar.
4. Abdullah bin 'Amr
sangat semangat melakukan ketaatan. Ia ingin melaksanakan puasa setiap
hari tanpa henti, begitu pula ia ingin shalat malam semalam suntuk.
Karena ini, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarangnya. Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam memberi solusi padanya dengan yang lebih
baik. Untuk puasa beliau sarankan padanya untuk berpuasa tiga hari
setiap bulannya. Namun Abdullah bin 'Amr ngotot ingin mengerjakan lebih
dari itu. Lalu beliau beri solusi agar berpuasa sehari dan tidak
berpuasa keesokan harinya. Lalu tidak ada lagi yang lebih afdhol dari
itu. Begitu pula dengan shalat malam, Nabi shallallallahu 'alaihi wa
sallam memberi petunjuk seperti shalat Nabi Daud. Nabi Daud ‘alaihis
salam biasa tidur di pertengahan malam pertama hingga sepertiga malam
terakhir. Lalu beliau bangun dan mengerjakan shalat hingga seperenam
malam terkahir. Setelah itu beliau tidur kembali untuk mengistirahatkan
badannya supaya semangat melaksanakan shalat Fajr, berdzikir dan
beristigfar di waktu sahur.
5. Berlebih-lebihan hingga
melampaui batas dari keadilan dan pertengahan dalam beramal ketika
beribadah termasuk bentuk ghuluw (berlebih-lebihan) yang tercela. Hal
ini dikarenakan menyelisihi petunjuk Nabawi dan juga dapat melalaikan
dari berbagai kewajiban lainnya. Hal ini dapat menyebabkan seseorang
malas, kurang semangat dan lemas ketika melaksanakan ibadah lainnya.
Ingatlah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam.
6. Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin
rahimahullah mengatakan, “Puasa Daud sebaiknya hanya dilakukan oleh
orang yang mampu dan tidak merasa sulit ketika melakukannya. Jangan
sampai ia melakukan puasa ini sampai membuatnya meninggalkan amalan yang
disyari’atkan lainnya. Begitu pula jangan sampai puasa ini membuatnya
terhalangi untuk belajar ilmu agama. Karena ingat di samping puasa ini
masih ada ibadah lainnya yang mesti dilakukan. Jika banyak melakukan
puasa malah membuat jadi lemas, maka sudah sepantasnya tidak
memperbanyak puasa. ... Wallahul Muwaffiq.”[Syarh Riyadhus Sholihin,
3/470.]
7. Tidak mengapa jika puasa Daud bertepatan pada hari
Jumat atau hari Sabtu karena ketika yang diniatkan adalah melakukan
puasa Daud dan bukan melakukan puasa hari Jumat atau hari Sabtu secara
khusus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar